Senin, 21 Maret 2011

sektor pertanian

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusiauntuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggriscrop cultivation) serta pembesaran hewan ternak(raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesiasejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologidan ekonomi. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanahmeteorologi,permesinan pertanianbiokimia, dan statistika, juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak.

ub Sektor Pertanian Tanaman Pangan dititik beratkan pada komoditas padi, jagung, kedelai, kacang, singkong dan buah-buahan. Khusus untuk tanaman padi, Pemerintah Kabupaten Kutai bertekad menjadikan Kutai sebagai "Lumbung Padi Kalimantan Timur". Hal tersebut didukung kenyataan bahwa tahun 2000 Pegawai Negeri tidak lagi mendapat jatah beras, maka komoditi padi menjadi andalan bagi penanaman investasi yang cukup cerah.

Jagung selama ini belum banyak diperhatikan sebagai komoditi yang dibudidayakan secara komersial. Memang telah ada budidaya jagung di beberapa wilayah Kabupaten Kutai, namun sasaran konsumsi dari komoditas itu hanya sebatas pemenuhan kebutuhan jagung muda. Sedangkan jagung pipilan kering selama ini masih belum dibudidayakan. Dengan demikian jagung menjadi komoditas yang memiliki prospek cerah.

Kedelai merupakan komoditas bahan baku tahu dan tempo yang sekarang menjadi makanan rakyat yang sangat populer. Saat ini kedelai masih diimpor dari luar negeri. Di Kabupaten Kutai kedelai belum pernah di budidayakan secara komersial, maka komoditas kedelai memiliki prospek yang cerah.

Kacang tanah tumbuh subur di tanah bertekstur gembur. Di Kabupaten Kutai tanaman kacang yang dibudidayakan secara komersial masih dalam jumlahyang sangat terbatas, khususnya hanya dijadikan kacang rebus dan kacang goreng. Sedangkan hingga kini Kaltim masih mengimpor kacang tanah daiam jumlah sangat besar.

Singkong merupakan bahan pangan rakyat yang bisa tumbuh di berbagai media tanah kering. Tamanam ini mudah dibudidayakan tanpa perawatan khusus. Produksi singkong penduduk saat ini sangat melimpah ruah. Hasil potensi singkong beium diolah menjadi bahan industri sehingga peluang investasi pada komoditas singkong sangat cerah.

Buah-buahan merupakan komoditas yang cukup penting. Selama ini Propinsi Kaltim, khususnya Kabupaten Kutai masih mendatangkan buah-buahan dari Pulau Jawa dan impor dari luar negeri. Beberapa jenis buah-buahan telah dibudidayakan secara tradisional dan terbatas oleh penduduk Kabupaten Kutai, misalnya Durian, Rambutan, Salak, Langsat, Manggis dll. Produktivitas dari buah-buahan lokal ini belum bisa mencukupi permintaan pasar. Maka penanaman investasi pada budidaya buah-buahan memiliki prospek yang cukup cerah.
Tabel Inventarisasi Potensi Lahan
Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan
NOKOMODITITOTAL LAHAN (Ha)SUDAH DIGUNAKAN (Ha)BELUM DIGUNAKAN (Ha)
1KEDELAI498.432,00675,00497.757,00
2PADI SAWAH84.735,0025.925,0058.810,00
3JAGUNG498.432,002.097,00496.335,00
4UBI KAYU498.432,001.540,00496.892,00
5KACANG TANAH498.432,00599,00497.833,00
6KACANG HIJAU498.432,00182,00498.250,00
JUMLAH2.078.463,0031.018,002.047.445,00
Sumber Data : Dinas Pertanian Tanaman Pangan� Kabupaten Kutai Kartanegara, 2010
 
Menurut Anda Bagaimana Pelayanan Pegawai PEMDA dalam menyelesaikan tugasnya?
Bagus
Sedang
Jelek
Tidak Tahu

 
 
 BKPM
 BPPMD KALTIM
 PTSP - SPIPISE
 KutaiKartanegara.com
 KutaiKartanegara.go.id
 DPRD Kutai Kartanegara
 BAPPEDA KUKAR
 


seminar Nasional "Meningkatkan Peran Sektor Pertanian Dalam Penanggulangan Kemiskinan"
Aug 31, 2007 at 10:08 AM
Tanggal 21 Agustus 2007 PSEKP mengadakan Seminar Nasional “Meningkatkan Peran Sektor Pertanian dalam Penanggulangan Kemiskinan”. Seminar ini dilatarbelangi oleh relatif pentingnya peran sektor pertanian dalam pembangunan nasional mengingat 63,3 persen penduduk miskin tinggal di perdesaan yang sebagian besar mempunyai mata pencaharian di sektor pertanian. Di sisi lain, masih beragamnya pengertian dan batasan tentang kemiskinan, definisi dan metode pendekatan serta ukuran dalam memahami kemiskinan akan berdampak sangat luas terhadap strategi dan kebijakan penanggulangan kemiskinan. Seminar ini mencoba untuk menjembatani kondisi tersebut dan bersama-sama mencari kesepahaman dalam kaitan pengertian kemiskinan sekaligus mencari upaya untuk mengkoordinasikan berbagai program penanggulangan kemiskinan antar lembaga terkait. Dengan kegiatan seminar ini diharapkan diperoleh strategi kebijakan penanggulangan kemiskinan yang komprehensif khususnya melalui peningkatan peran sektor pertanian. Seminar dihadiri oleh sekitar 180 peserta dari berbagai institusi/organisasi, baik dalam lingkup Deptan atau Departemen lainnya, perguruan tinggi, maupun LSM.
Dalam seminar ini dipresentasikan tujuh makalah, yaitu (1) Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin dan Faktor Penyebabnya oleh Sunaryo Urip (BPS), (2) Karakteristik Wilayah dan Keluarga Miskin di Pedesaan oleh Togar A. Napitupulu (UNESCAP-CAPSA), (3) Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin oleh Hermanto Siregar (IPB), (4) Program-Program Sektor Pertanian yang Berorientasi Penanggulangan Kemiskinan oleh Harniati (BSDMP) (5) Kebijakan Pemerintah dalam Penanggulangan Kemiskinan oleh Sujana Royat (Deputi Menko Kesra Bidang Penanggulangan Kemiskinan), (6) Pengalaman Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan Kemiskinan di Pedesaan oleh Epi Kustiawan (Bappeda Provinsi Jawa Barat), dan (7) Pengalaman LSM Dalam Pendampingan dan Pemberdayaan Keluarga Miskin oleh Irawati A. Hermantyo (LSM Bina Swadaya)
terakhir di update ( Nov 10, 2009 at 02:37 PM )


tIGA PROBLEM SEKTOR PERTANIAN


Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad mengemukakan, ada tiga masalah yang dihadapi negara Indonesia dalam membangun sektor pertanian dewasa ini. Ketiga masalah tersebut yakni kemampuan pertanian, ketergantungan pasokan dari luar dan produsen pangan luar negeri yang tidak menginginkan kemandirian pertanian Indonesia.
”Kemampuan pertanian kita untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri relatif telah dan sedang menurun dengan sangat besar. Dan sekarang Indonesia berada dalam ancaman rawan pangan, bukan karena tidak adanya pangan tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah tergantung dari supply luar. Selain itu pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh produsen pangan luar negeri yang tidak menginginkan Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

Langkah untuk mengatasi ketiga masalah itu yakni harus dibuat road map (peta jalan) untuk industri berbasis agro dan perkebunan, regionalisasi pengembangan komoditi untuk menuju skala ekonomi dan aglomerasi, pengembangan pertanian tanaman pangan, peternakan dan industri kecil menengah pedesaan. ”Dengan adanya peta jalan di tiga ranah maka diharapkan pengembangan pertanian kita menjadi lebih fokus dan terarah.

Selain itu aspek penting lainnya yang perlu mendapat perhatian adalah meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur dan social capital untuk sektor pertanian guna meningkatkan efesiensi, produktivitas dan inovasi. Pemerintah baik pusat maupun daerah harus lebih proaktif dalam membangun inisiatif dan tindakan untuk membuat jejaring kersajama usaha tani sebagai agenda pembangunan daerah. ”Selain itu pemerintah harus berani dan tegas dalam membuka, menciptakan, dan mengamankan pasar produk pertanian dan memihak petani.

Kepala Bappeda Provinsi Gorontalo Prof. Dr. Winarni Monoarfa, MS menambahkan, Provinsi Gorontalo telah memberikan contoh. Dengan kebijakan agropolitan yang diterapkan oleh Gubernur Fadel Muhammad bersama Wakil Gubernur Gusnar Ismail wagub, Gorontalo berhasil meningkatkan produksi pangan secara lestari pada tingkat harga yang pantas untuk petani dan membangun daya saing serta berhasil mengekspor jagung ke Malaysia, Korea dan Filipina. ”Ini diakui oleh Pemerintah tiga tahun berturut-turut mendapatkan penghargaan pangan nasional dan Gorontalo mendapatkan sebutan provinsi jagung


1. Peranan Sektor Pertanian
Menurut Kuznets, Sektor pertanian di LDC’s mengkontribusikan thd pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional dalam 4 bentuk:
a.Kontribusi Produkè Penyediaan makanan utk pddk, penyediaan BB untuk industri manufaktur
   spt industri: tekstil, barang dari kulit, makanan & minuman
b.Kontribusi Pasarè Pembentukan pasar domestik utk barang industri & konsumsi
c.Kontribusi Faktor ProduksièPenurunan peranan pertanian di pembangunan ekonomi, maka
   terjadi transfer surplus modal & TK dari sector pertanian ke Sektor lain
d.Kontribusi Devisaè Pertanian sbg sumber penting bagi surplus neraca perdagangan (NPI) melalui ekpspor produk pertanian dan produk pertanian yang menggantikan produk impor.

Kontribusi Produk.
Dalam system ekonomi terbuka, besar kontribusi produk sector pertanian bisa lewat pasar dan lewat produksi dg sector non pertanian.
§   Dari sisi pasar, Indonesia menunjukkan pasar domestic didominasi oleh produk pertanian dari LN seperti buah, beras & sayuran hingga daging.
§   Dari sisi keterkaitan produksi, Industri kelapa sawit & rotan mengalami kesulitan bahan baku di dalam negeri, karena BB dijual ke LN dengan harga yg lebih mahal.

Kontribusi Pasar.
Negara agraris merup sumber bagi pertumbuhan pasar domestic untuk produk non pertanian spt
pengeluaran petani untuk produk industri (pupuk, pestisida, dll) & produk konsumsi (pakaian,
mebel, dll)
Keberhasilan kontribusi pasar dari sector pertanian ke sector non pertanian tergantung:
§   Pengaruh keterbukaan ekonomiè Membuat pasar sector non pertanian tidak hanya disi dengan produk domestic, tapi juga impor sbg pesaing, shg konsumsi yg tinggi dari petani tdk menjamin pertumbuhan yg tinggi sector non pertanian.
§   Jenis teknologi sector pertanianè Semakin moderen, maka semakin tinggi demand produk industri non pertanian

Kontribusi Faktor Produksi.
F.P yang dapat dialihkan dari sector pertanian ke sektor lain tanpa mengurangi volume produksi pertanianè Tenaga kerja dan Modal

Di Indonesia hubungan investasi pertanian & non pertanian harus ditingkatkan agar
ketergantungan Indonesia pada pinjaman LN menurun. Kondisi yang harus dipenuhi untuk
merealisasi hal tsb:
§   Harus ada surplus produk pertanian agar dapat dijual ke luar sectornya. Market surplus ini harus tetap dijaga & hal ini juga tergantung kepada factor penawaran è Teknologi, infrastruktur & SDM dan factor permintaan è nilai tukar produk pertanian & non pertanian baik di pasar  domestic & LN
§   Petani harus net saversè Pengeluaran konsumsi oleh petani < produksi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar